Nabi Muhammad Pemimpin Yang Zuhud

Dalam bukunya “100 Orang Paling Berpengaruh di Dunia”, Michael H. Hart secara sadar dan ilmiah menempatkan Nabi Muhammad SAW sebagai orang pertama yang paling berpengaruh di Dunia sepanjang masa. Begitulah Nabi Muhammad, sosok manusia mulia yang dicintai umatnya dan disegani oleh musuh-musuhnya. Beliau berhasil menjadi pemimpin diberbagai aspek, baik pemimpin umat Islam, pemimpin jazirah Arab maupun pemimpin keluarga. Tidak ada seorang manusia sebelum maupun sesudahnya yang mampu menyamai pencapaiannya.

Miniatur Rumah Nabi Muhammad SAW
Ilustrasi Sisi Dalam Rumah Nabi Muhammad SAW
sumber foto: http://seribuji.blogspot.com/2013/01/inilah-foto-asli-rumah-nabi-muhammad-saw.html

Meskipun Allah SWT telah menjamin surga untuknya dan menawarkan kesenangan dunia  namun Nabi Muhammad lebih memilih kehidupan yang sederhana. Disaat Raja Persia bergelimang harta, tinggal di singgasana yang mewah, permaisuri dan selir yang tak terhitung, Nabi Muhammad lebih memilih hidup berbaur dengan umatnya dan berinteraksi di Masjid yang beralaskan pasir dan batu. Disaat Kaisar Romawi makan minum dengan peralatan emas dan terlelap tidur di ranjang yang empuk nan mewah, Nabi Muhammad lebih memilih untuk senantiasa puasa dan makan seperlunya dengan jari jemarinya dan tidur beralaskan tikar yang jauh dari kata nyaman.

Sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Muslim Menceritakan bahwa Pada suatu hari, sahabat Umar bin Khatthab menemui Rasulullah di kamarnya. Di sana, Umar melihat Rasul sedang berbaring di atas sebuah tikar kasar, dan hanya berselimutkan kain sarung. Kemudian, terlihatlah guratan tikar yang membekas di tubuh Rasulullah SAW. Umar pun melayangkan pandang ke sekeliling kamar. Dilihatnya segenggam gandum seberat kira-kira satu sha’, daun penyamak kulit, dan sehelai kulit binatang. Menyaksikan kesederhanaan Rasulullah SAW,  Umar pun tak kuasa menahan air matanya. ”Apa yang membuatmu menangis, ya putra Khattab?” ujar Rasulullah bertanya kepada Umar.

Umar pun menjawab, ”Bagaimana aku tak menangis, ya Rasul, di pinggangmu tampak bekas guratan tikar, dan di kamar ini aku tidak melihat apa-apa, selain yang telah aku lihat. Sementara raja Romawi dan Persia bergelimang buah-buahan dan harta, sedang engkau utusan Allah SWT.” Rasulullah pun bersabda, ”Wahai putra Khattab, apakah kamu tidak rela, jika akhirat menjadi bagian kita dan dunia menjadi bagian mereka?”

Kaisar Romawi
Raja Persia

Sebagai pemimpin umat, Rasulullah dan keluarganya senantiasa menerapkan hidup sederhana sebagai pembelajaran kepada umatnya untuk senantiasa mensyukuri setiap rezeki halal yang dianugerahkan Sang Pencipta.

Dari Abdullah bin Mas'ud r.a. berkata: "Rasulullah SAW tidur di atas selembar tikar, lalu bangun sedang di lambungnya tampak bekas tikar itu. Kami berkata: "Ya Rasulullah, alangkah baiknya kalau kita ambilkan saja sebuah kasur untuk Tuan." Beliau bersabda: "Apakah untukku ini dan apa pula untuk dunia (maksudnya bagaimana saya akan senang pada dunia ini). Saya di dunia ini tidaklah lain kecuali seperti seorang yang mengendarai kendaraan yang bernaung di bawah pohon, kemudian tentu akan pergi dan meninggalkan pohon itu."

Di hadis lain diceritakan Rasulullah SAW tidak pernah kenyang dengan roti gandum tiga hari berturut-turut sejak datang ke Madinah hingga beliau wafat. Ahmad meriwayatkan dari Anas, “Sesungguhnya Fatimah ra. memberi Rasulullah saw. sekerat roti gandum, maka Rasulullah saw. berkata kepada putrinya itu, "Ini adalah makanan yang pertama kali ayahmu makan sejak tiga hari".

Saat wafatnya pun, Nabi Muhammad tidak meninggalkan warisan berupa harta benda. Hanya dua hal yang ia wariskan untuk umatnya, yakni Alquran dan sunnah beliau.

Sungguh kemuliaan akhlak Nabi Muhammad SAW semakin menguatkan kerinduan kita sebagai umatnya untuk bertemu beliau di akhirat kelak. Tak henti-hentinya kita bersholawat kepada Nabi Muhammad agar kelak mendapatkan syafa’atnya di Yaumil Akhir.

Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah bersabda: ”Setiap Nabi ada doa yang dikabulkan, dan setiap Nabi bersegera berdoa agar dikabulkan. Akan tetapi aku simpan doaku untuk dapat memberikan syafa'at kepada umatku pada hari Kiamat. Dan sesungguhnya, syafa’atku ini akan diperoleh, insyaAllah, bagi orang yang mati dari umatku dalam keadaan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun".

Related Posts:

2 Responses to "Nabi Muhammad Pemimpin Yang Zuhud"

  1. betul sekali mas, inilah yang menjadikan umat islam rindu akan kepemimpinannya, dimana zamak sekarang sudah tidak ada lagi pemimpin yang mementingkan kepentingan umat, mengutamaka kesejahteraan rakyatnya dariapda kesejahteraan keluarga dan golongannya

    ReplyDelete
    Replies
    1. mudah-mudahan kelak akan muncul Pemimpin yang mementingkan umat dan mampu menyejahterakan segenap rakyatnya, Amin
      dan semoga kita semua termasuk Umatnya yang dikumpulkan di Telaga Kautsar dan bertemu dengan Nabi Muhammad SAW, Amin

      Terima Kasih mas sudah berkunjung di blog saya yang sederhana ini

      Delete

Silahkan berkomentar dengan sopan

Bila tidak memiliki ID blogger bisa menggunakan Name/URL lalu masukkan Nama dan URL facebook/twitter anda. hindari menggunakan Anonim, Terima kasih.